Tuesday, June 22, 2010

Tuesday's Teru Teru Bozu

Today marks the seventh Tuesday since I started regularly visiting a special place in Kyoto. And in each and any one of them, raining has been patiently come along. Drop after drop.. tears after tears..

I thought, the rain will kindly pour on another day than Tuesday. Especially after I have my Teru Teru Bozu, a cute doll little Kanako made for me last Saturday.

"Sensei, ageru..", pipped Kanako - chan at the end of my English lesson last saturday. My beautiful little student was smiling when she gave me a little doll called Teru Teru Bozu that we made together that day. Her mother then said, in the rainy season like this month, kids will make a lot Teru2 Bozu and hang it in their room. She then explained the meaning behind it.

Teru Teru Bozu is a kind of little doll, in a shape of little Buddist monk. "Teru" means sunshine in Japanese, while Bozu describes "a Buddist monk". Dated hundred years ago, children usually make teru teru bozu out of paper cloth and hang it on a string before the good day. Making and hanging teru teru bozu means asking for a good weather tomorrow. Time passes, and the hanging of teru teru bozu has its own meaning.

Hanging with the head on the top means "asking for a good sunny sunshine" tomorrow. Like this


While if you hang the heads on point to earth, it means you are asking for rain.



How will you hang your teru2 bozy today? ^^

p.s. if you ever ask why the string color seems like Indonesian flag color, i can say that my Teru teru Bozu just changed its nationality to Indonesia ;p

Sunday, June 20, 2010

Catatan kecil untuk ayahku

Untuk Ayah tersayang,

Ayah, musim bola sudah tiba. Piala dunia! biasaya, ayah, aku dan adek mulai bertaruh siapa yang menang. Ayah pasti milih Belanda, mentang2 dulu pernah tinggal disana. Adek dengan entengnya milih Brazil. Aku, selalu tergantung, mentok ya Italia atau Spanyol. Adek selalu mengejekku dengan pilihan itu, katanya milihnya bukan atas dasar skill, tapi wajah rupawan. Tapi engkau Ayah, selalu hanya tertawa kalau persaingan bola ini terjadi di rumah.

Tertawa Ayah itu..

Aku jadi teringat sebuah cerita soal matahari. Matahari sepertinya selalu ditakdirkan untuk sendiri. Alangkah malangnya si matahari ketika suatu hari dia jatuh cinta setengah mati. Si matahari pasti akan mengharap dirinya bisa dekat dengan sang pujaan hati. Namun takdir tidak dapat ditolak, si matahari tidak mungkin bisa mendekat. Kalau ia mendekat, maka ia akan membakar sang cinta dengan sinarnya. Sadar akan hal itu, si matahari memilih untuk menjaga jarak. Menempatkan dirinya di titik terjauh orbit. Karena hanya dengan itu, ia bisa mencintai. Berada di titik terjauh agar sinarnya tidak membakar, tapi cukup untuk memberi kehangatan. Kehangatan yang membawa kehidupan dan keceriaan.

Ayah, engkaulah matahari itu.. Pemberi nafas kehidupan dan keceriaan dalam hidupku. Kau layaknya menjaga jarak dengan tidak pernah marah padaku. Tapi kau tahu kapan untuk menasehati dan memberiku teladan. Kapan untuk mengajakku bercanda atau sekedar taruhan bola.

Ayah, semoga Tuhan mencintaimu jauh lebih dari aku mencintaimu


daddy's little girl

Saturday, June 19, 2010

with you

with him, it is love at the first sight
with you, i love you even before i know you

with him, i can see only present
with you, i feel the future

with him, it is passion, full of poems and flowery sentences
with you, it is love and life, full of hope and dreams

with you, i am complete
you, my better half
and i, your better half

Bermain kuis dengan Tuhan

Ini cerita seseorang yang hidupnya dulu penuh dengan cerita gilang gemilang
tapi kemudian, cerita itu memudar dan hampir-hampir tidak pernah menghampirinya lagi

Dia seorang pemimpi, petualang, perencana. Mimpinya bermacam-macam. Petualangan yang diinginkannya juga beraneka ragam. Dan dia selalu berfikir, apa yang dirancangnya itu akan menjadi nyata asal dia berusaha dan percaya diri, tak lupa berdoa seperti yang selalu diajarkan Ayah dan Ibunya.

Dia sungguh percaya diri. Semua hal direncanakannya, dari kegiatan esok hari hingga 20 tahun kedepan. Sungguh beruntung dirinya, semua yang dia rencanakan berjalan seperti yang dia harapkan. Dia masuk universitas yang diinginkannya. Dia bekerja sesuai yang dia inginkan. Dan dia menenteng beasiswa ke negeri yang selalu diimpikannya. Tepat di waktu yang dia rencakanan. Itu hingga tahun ke 15 rencana jangka panjangnya. Di tahun yang ke 16, semuanya berubah...

Satu demi satu kegagalan mulai menghampiri. Dia gagal menerbitkan tulisan yang telah disusun berminggu-minggu. Dia tidak jadi mengepak barangnya dan pergi mengembara ke negeri yang dulu pernah mau menghancurkan dunia. Bahkan hal kecil seperti kegiatan sukarela pun tidak bisa dilakukannya

Dia menunduk putus asa, meratap, dan bertanya. Dia pernah berfikir untuk menyalahkan Tuhan atas semua kemalangan dan kesedihan yang menimpanya. Apa yang terjadi dalam hidupnya? Apa yang sedang berlaku atas dirinya?


Lantas dia bertanya, "Wahai Tuhanku, sedang bermain kuis-kah dirimu denganku?


Dia membayangkan, kuis dan jawaban dari kuis itu tak ubahnya seperti takdir. Tuhan tidak memberikan jawaban dari kuis itu, tapi menantang kita untuk menjawabnya.

Dia membayangkan, pertanyaan kuis Tuhan terdahulu mungkin adalah "bisakah kau bersekolah ke luar negeri?" dan jawaban dari kuis adalah dia akan bersekolah ke luar negeri. Tapi Tuhan tidak pernah memberi tahu cara apa yang bisa kita pakai dan berapa lama kita bisa menjawabnya. Kita yang menentukan jalan itu sendiri. Dia ingat, dia beberapa kali gagal mendaftar beasiswa, tapi dia yakin dia bisa dapat suatu hari nanti. Dan dia berhasil.

Sekarang, ketika semua kegagalan itu menyergap kembali kini, dia bertanya-tanya apa Tuhan sedang melemparkan kuis yang lain. Dulu, karena dia berhasil menjawab kuis yang di tingkat menengah alias intermediate, mungkin sekarang dia diberi kuiz yang upper-intermediate. Pasti pertanyaanya lebih rumit atau justu mudah tapi perlu kejelian. Mungkin butuh waktu yang lebih lama atau tebakan yang lebih banyak. Dan kegagalan itu tidak ubahnya seperti gagal menebak jawaban kuis. Makin banyak gagal, makin mahir lah kita memilah-milah jawaban dan memilih jalan yang lebih canggih.

"Sesederhana itukah?", dia bertanya

Mungkin memang sesederhana itu.. dia berfikir. Hidup selalu penuh misteri, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi esok hari. Kuis itu adalah tentang hari esok. Dan menjawab kuis itu ya seperti menjawab kuis biasa. Kita berfikir trus menjawab. Kalau salah, ya mikir lagi. Nah, kadang jadi sebel karena ga dapet-dapet jawabannya. Tapi kalau menyerah, pasti penonton sebel. Yang ngasih kuis pasti mentong bilang "aaahh.. gitu aja nyerah. Ga seru ah lo!"

Wuaduh, kalau dibilang "ga seru" ma Tuhan, bisa berabe ya? dia tiba-tiba tercenung. Ah.. dia lantas bertekad untuk berjuang menjawab kuis Tuhan lagi. Biar dia tetep jadi orang yang seru dan Tuhan bersedia bermain kuis dengannya sampai entah kapan.

Dia membuka buku diarinya kembali.. Mencoret sana-sini. Membuat catatan dan membongkar semua CV, tulisan atau apalah itu. Dia mau berjuang lagi, mencoba lagi, bangkit berjalan lagi. Dia mau melangkah lebih tegar karena dia tahu, hidup akan memberikan jutaan cara baginya untuk menjawab kuis untuk Tuhan dan cara itu pasti jadi petualangan yang seru untuknya. Hidup akan lebih hidup (mencontek iklan, pikirnya!)

Dia akhir catatannya, dia menulis untuk Tuhan
"p.s. Tuhan, terimakasih ya udah berkenan bermain kuis denganku. Maaf ya aku butuh waktu lama untuk menjawab kuis yang sekarang. Tapi aku tidak menyerah kok. Biar aku dibilang seru alias cool ato hip sama Tuhan dan Tuhan mau terus bermain kuis denganku".

originally written on May 16th 2010

Friday, June 18, 2010

a little girl and her cousin

She was 12 years old when her beloved cousin got married. On the wedding day, she couldn't hardly wait to see her cousin so she rushed to her room as soon as possible. Her cousin was sitting in front of the mirror, looking extremely beautiful in her wedding dress.

"You are soooo beautiful, mbak.. I want to be like you", pipped the little girl happily.

Her cousin just smiled and hug her so tight. Later she said..
"My little girl, let me tell you one story.. You might not know what i am saying right now. But i want you to remember it for a life to come.

In our life, there will be two man. One man is the one you call love of your life. Another man is your partner of life, the one with whom you will spend the rest of your life.

Some of us are lucky to have them in only one person. The love of your life is the one you grow old together. Yet, many of us have them in two different persons. Doesn't mean we are not lucky, though. We are extremely lucky, indeed. We are blessed with abundant love. Love to feel, give and share.

Be happy, my little girl. May you find happiness in all the love you have"

She was stunned, not understanding a single word her cousin just said. Took years for her to finally understand what her cousin said. When she finally grasp the story, she is more than happy to embrace the love and share the story with the rest of the world