Thursday, October 22, 2009

flying single in Japan: too hot too handle?

Sebelum berangkat ke Jepang, ada seorang ibu hebat yang berkata padaku. "paling enak sekolah di luar negeri kalo statusnya masih single. bisa lirak lirik kanan kiri. Bisa ngecengin bule ato sesama kawan dalam negeri. Masih bisa haha hihi tanpa beban. Kalau tahu bisa seenak itu jadi pelajar asing yang single, saya milih single aja waktu itu."

Kata-kata itu terekam kuat di ingatan. Makanya, ketika berangkat ke Jepang, perasaan ini terasa enteng sekali. Dalam hati berkata, "tenang aja, you gonna have a lot of fun there! Being single, you can do whatever you want."

Satu bulan, masih oke
Dua bulan, masih oke juga
Tiga bulan... empat bulan... setengah tahun....
tralalalaalalalalalala....
Kok ngeliat yang udah ga single jadi iri ya??

Kenapa sih gw jadi gini? Padahal dulu tinggal di Jakarta sendiri juga ga papa. Tp kenapa kesendirian ini awalnya terasa sangat menyiksa ya?

Bayangkan, tinggal di negeri orang, kita hidup sendiri. Pulang ke apartemen sendiri. Makan sendiri, masak untuk diri sendiri. Lonely ga sih?

Dulu ada cara jitu untuk mengurangi rasa sepi. "tinggal di kampus". Kampus 24/7. Tapi kok rasanya masih sepi ya?

Sepi hubungan antar manusia.. itu jawabannya. Untuk orang yang biasa berkeliaran dengan banyak orang dan mendengar banyak suara, berteman dengan hanya sedikit orang dan berteman dengan orang Jepang di kampus tidak banyak membantu.

Kenapa sih gw rewel soal itu? Jangan salah ya.. Orang Jepang sangat sopan dan ramah. Baik hati pula.. dan itu terbukti banget. I like being their friends...

Tapi, ramah itu bukan berarti kita bisa masuk dalam ke kehidupan mereka. Berteman selayaknya orang Indonesia berteman. Sekali temenan, ya bisa curhat kanan kiri. Temenan all out, kalo gw bisa bilang. Bahkan, temen yang kenal di dunia maya aja bisa jadi akrab. Gw sendiri mengalaminya. And I am so happy with it.

Berteman dengan orang Jepang butuh pembelajaran yang lain. Mereka punya prinsip, uchi dan soto. Uchi itu artinya orang dalam, dan soto itu artinya orang luar. Nah, yang dikategorikan uchi itu keluarga dan teman yang udah kenal lama. Sementara, soto itu orang asing. Alhasil, kebanyakan dari mereka memiliki berlapis-lapis benteng sebelum kita bisa jadi temenan. Bukan berarti itu buruk ya, tapi lebih ke gimana cara kita menerimanya.

Akhirnya, berjuanglah gw untuk bisa menerima pertemanan ala orang jepang. Maklumlah sebagai orang single yang menghabiskan sebagian besar waktu di kampus dan sebagian dulu di tempat kerja part time, berteman dengan teman Jepang yg mayoritas di lap dan kantor jadi penting banget. Kalo ga sama mereka, sapa siapa lagi coba?? hehehehe... Dan hanya dengan bertemanlah semua rasa sepi tinggal di negeri orang terobati.

Anyway, sayang berteman dengan mereka sama dengan berteman di lapisan luar. Buat gw, berteman itu ya all out. Sekali temenan, bisa ngobrol en curhat kanan kiri. You give away part of you, and vice versa. Nyatanya, prinsip ini ga berlaku kalau berteman di Jepang. Ada semacam tata aturan yang harus kita ikuti. *Jadi ingat pesan emak dulu, "dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung"*

Mulailah gw berteman ala Jepang. Berteman di satu lapisan kehidupan, itu istilah gw. Kenapa satu? karena hanya satu itulah yang dibuka. Contohnya, daku punya teman2 Jepang yang hanya ketemu satu kali sebulan, dan selalu dalam rangka jalan2 bareng. Gimana dengan 29 hari yang lain? Bisa tetep temenan tanpa kontak? jawabnya, Bisa dan Sukses!!

Gimana dengan teman-teman kampus? Ya di kampuslah temenan kita. Kita makan malem di kantin kampus, ngobrol di student lounge kampus, karaokean ngerayain selese ujian, ato dateng ke graduation temen kampus kita. Diluar kampus?? jangan pernah banyak berharap! kehidupan pertemanan kita hanya sebatas itu.. Kalaupun ada makan malam bareng di luar ato jalan bareng ke festival, cuma sesekali dan harus dirancang jauh2 hari. Khas pertemuan dengan orang Jepang. Dirancang dan dipersiapkan dari jauh hari. Plus, jangan pernah mencampur aduk teman dalam satu occasion. hasilnya, kagok hebat. Bahkan seorang teman pernah berkata, dia enggak pernah ngenalin pacarnya ke teman2nya dan begitu pula sebaliknya. Reaksi pertama gw: Oh my God!! kok bisa??? how can i endure such a friendship???

Jadilah daku melangkang buana di dunia "hubungan antar manusia" ini dengan segala ombaknya. Semua hal dicoba.. Mulai dari makan bareng di kantin kampus, belajar di kampus ampe tengah malem, karaokean sampe pagi, yakiniku ampe perut mau meletus, makan 3 es krim sekaligus padahal lagi dingin2, nonton festival, berpetualang jadi ninja, maen2 jadi oshin jaman dulu, metik teh, ski, pesta takoyaki, nonton formula one bareng, latihan kaligrafi en belajar masak sama ibu hostfamily, belanja gila2an di musim panas, makan sushi super mahal, ato ngerayain ultah. Kalo dipikir2, semua kok jadi kayak ada occasionnya gitu ya? yaaahh... itulah gaya temenan disini. Tapi makin lama, makin diterimalah gaya pertemanan itu. Ga perlu pake banyak emosi. Cukup dengan emosi bahagia, itu dah cukup. Kadang, ada rindunya juga kegiatan berantem en salah paham. Kan berantem salah satu bagian dari persahabatan. hehehehehe.... Disini, yang begituan mah mentok2 ma keluarga besar Indonesia ku ato ma Kisi ato nancy. Enak kan? heheheehehehe....

Sungguh Tuhan Maha Pemurah. Diberikanlah padaku seorang sahabat yang begitu hebat. Namanya Kisi, dari Cina. Sungguh, dia adalah sahabat sekaligus adik perempuanku. Dengannya, gw menemukan persahabatan yang tulus. Kita saling dukung dan menguatkan agar kita berdua tetap bisa bertahan tinggal di Jepang dengan hati bahagia dan senang. Yang lebih membuat gw senang, Kisi bisa berbaur dengan keluarga Indonesiaku yang luar biasa itu. Di dirinya lah, daku tahu kalo pertemanan ala Indonesia yang hebat itu masih tetap ada di dalam kehidupanku di Jepang..

Tuhan Maha Pemurah, diberikan-Nya padaku keluarga baru yang tidak kalah hebat. Kawan Indonesia adalah keluarga nurul. Keluarga setanah air, keluarga setumpah darah... keluargaku. Teman berbagi tawa, guyonan khas, en makanan enak. Kumpul2 bareng adalah hal yang paliiiingg menyenangkan. Bisa ngobrol kemana-mana en sampe entah jam berapa. Mau bikin roleplay? boleh banget.. alhasil, jadilah daku inem-nya nyonyah ratna dan bunda merangkap baby sitter-nya syifan. hebat kan?? hehehehhe....

So, being single in Japan is not bad at all.. I can experience many kinds of relationship and friendship. I learn to have one dimensional friendship or relationship. Learn to accepting the way things done. Having those bad, good, stupid, lonely, exiting, fun, lonely, depressing, embarrassing and many other moments in life here. Kadang jatuhnya sebel, tapi kebanyakan jadi bersyukur karena gw masih single. Bisa ber-haha haha dan ber-hihi hihi.. free as a bird. Mau apa juga boleh, ga ada yang ngelarang dan ga ada yang membatasi. Paling mak bapak di rumah yang teriak-teriak ngingetin anaknya ini biar tetep di jalan yang benar. heheheehehehe...

Tuesday, October 20, 2009

chamber

Last year autumn, I was in the chamber of love
I finally found someone
and that someone is you

This year autumn, I am in the chamber of bliss
Not because I still have you
I just happy to love you each and every day


Sunday, October 18, 2009

still..

I wish I am the one for you
the one who stay close to you

I wish to be the one who wipe away your tears
and with whom you fight your fears

I wish I am the one who bring you happiness
and the one to erase your loneliness

I wish to be the one you trust with your stories
and the one you share your darkest secret

I wish I am the one you think on your working days
and the one you are with on weekend rest

I wish I could be the one who hold you tight
and the one who kiss you goodnight

I wish I am the one you love
and the one you miss

Cause I miss you more than word can say..
and I still love you more than yesterday...

Friday, October 16, 2009

All I want for my birthday is you

Hari itu, di satu hari di bulan Januari, dirimu bukan lah sebuah mimpi lagi untukku. Kau adalah sebuah sosok yang nyata, senyata tanganku. Ketika di akhir sesi karaoke itu aku meminta foto bersamamu, itulah kenangan terindah yang kumiliki darimu. Kau tahu, foto itu masih tersimpan rapi di dompetku. Foto kenangan karaoke pertama kita, tersimpan dibawah 4 kata cina. Artinya, forbidden wishes.

Wahai pria yang kucinta, rindu ini ternyata bukan milik kita
Cinta ini juga bukan milik kita
Meski tak kuasa aku melepasnya, aku harus melangkah.
Melangkah tidak untuk membuangnya.
Tapi melangkah demi menjaga cinta ini.
Agar cinta ini tetap seindah ketika cinta ini mekar pertama kali.

Wahai pria yang kucinta, tetaplah melangkah kedepan.
Jangan engkau menengok ke belakang.
Tetaplah engkau melangkah..
Jika suatu hari engkau terjatuh, ingatlah akan cintaku
Cinta ini akan selalu ada untukmu
Nyanyian cinta ini akan selalu didendangkan bagimu

Wahai pria yang kucinta, aku melepasmu
Melepasmu, melepas cinta yang kumiliki untukmu
Agar cinta ini bisa terbang bagaikan rajawali di alam bebas
Tetap kuat, tetap bebas..
Jika angin takdir menarik rajawali itu kembali ke sangkar
Biarlah waktu yang akan memberi kabar akan hembusan angin itu

Wahai pria yang kusayang, sampai bertemu lagi di kesunyian cinta kita


Thursday, October 15, 2009

Ternyata, kangen adalah hadiah terindah yang kau tinggalkan untukku

Kupikir waktu akan berhenti ketika kau melangkah menjauh
Tak henti aku berharap untuk bisa memutar lagi waktu
Sedetik saja untuk kembali bersamamu
Rasanya tidak kuasa aku hidup tanpa dirimu

Aku merindumu..

Sembari menunggumu, aku merajut asa
Melakukan hal yang kusuka
Menikmati musik yang kusuka
Membaca buku yang kusuka
Menulis tentang apa-apa yang kusuka

Hidupku pun terus berputar
Aku melangkah, berceloteh dan bercerita
Menanti saat kau pulang ke kesunyian cinta kita


Ternyata, kangen adalah hadiah terindah yang kau tinggalkan untukku

Wednesday, October 14, 2009

Thank you, I am ready for the new beginning

It started 4 years ago, Imola 2005

There was a time when a red car chasing a blue car. So intense, so nerveracking. In the end, the blue car survived the pressure, first crossed the chequered flag, and claimed the victory at italian grand prix. The red car is Ferrari, driven by the 7 times World champion Michael Schumacher. And the blue car is Renault, driven by a soon-to-be world champion.

Thosand miles away from the scene, there was a girl watching the game. She was under a big trouble. Unable to finish her undergraduate final paper within 6 months, she couldn't join the graduation with her friends that successfully completed their study within 4 years of time. Of course she was sad, especially with her parent urged her to choose between her 3 jobs, or final paper.

After watching that Italian grand prix, she came to one conclusion. She would work on her final paper but she decided to keep her jobs, 2 out of 3.

6 months later, she graduated with one big lesson. "not to give up and keep on fighting". The same spirit that brought her to japan as today. To pursue her dreams and to keep on dreaming against all odds.

The man who teached that lesson is that Renault guy, Alonso. And the girl is me...

So there I was, standing on the bench of suzuka circuit to meet my "teacher" and to say "thank you". To say thank you for let her learn to keep on fighting and dreaming against all odds.

One moment that made it all...
The moment came when I finally met him person
and whispered how I am always grateful for what he has thought me...
That is the moment that made it all..
a moment when a long awaited dream finally came into being..

And here I am today, ready for a new beginning
ready to chase new dreams
ready to face life with new spirit..